Kamis, 29 Agustus 2013

Rencana Perluasan Bandara Soekarno Hatta Terganjal

Sengketa lahan bandara Soekarno Hatta antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan Pemerintah Kota Tangerang nampaknya berdampak pada rencana pengembangan dan perluasan bandara.

Pemerintah Kabupaten Tangerang menunda rencana perluasan lahan bandara Soekarno Hatta seluas 1.000 hektare di lima desa di Kabupaten Tangerang. "Rencana perluasan bandara ditunda dulu, sampai ada kepastian tentang batas wilayah Kabupaten dan Kota Tangerang," ujar Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen, Kamis 29 Agustus 2013.

Zaki mengatakan, sengketa lahan antara dua daerah yang terjadi berlarut larut tanpa penyelesaian cukup merugikan keduabelah pihak. Menurutnya, saling klaim batas wilayah yang terjadi selama ini karena belum adanya kepastian dari pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Banten soal batas wilayah tersebut.
Menurut dia, rencana perluasan bandara Soekarno Hatta yang meliputi lima desa di Kabupaten Tangerang akan dilakukan jika permasalahan batas wilayah selesai dilakukan. Kabupaten Tangerang, tidak ingin dalam perluasan yang baru nanti justru muncul klaim wilayah lagi dari Pemerintah Kota Tangerang. "Nanti kalau diperluas malah diklaim lagi, kita selesaikan dulu persoalan batas wilayah ini," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang telah menyiapkan lahan seluas 1.000 hektare untuk perluasan area Bandara Soekarno Hatta. Lahan yang telah siap dibebaskan itu berada di Kecamatan Teluk Naga dan Kosambi Kabupaten Tangerang dalam mendukung rencana perluasan bandara Soekarno Hatta tersebut yang bertujuan untuk memaksimalkan layanan bandara.
Kabupaten Tangerang berharap rencana perluasan bandara akan menggenjot pembangunan di pesisir utara Tangerang dengan mengubah wilayah pantai menjadi kawasan kota terpadu. Yaitu Kawasan kota terpadu akan dibangun dengan cara mereklamasi 9000 hektar laut yang proyeknya akan dimulai tahun ini.

Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang Kabupaten Tangerang, 1.000 hektare yang tersebut berada di Desa Teluk Naga, Bojong Renged, Kebon Cau, Rawa Rengas, dan Rawa Burung diperuntukkan untuk pembangunan landasan pacu 3 dan terminal 4 Bandara Soekarno Hatta yang saat ini tengah disiapkan oleh PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta.

Namun, rencana tersebut harus tertunda karena masalah sengketa lahan seluas 320 hektar di sebagian terminal II dan terminal III Bandara Soekarno Hatta. Saling klaim lahan tersebut sudah terjadi sejak puluhan tahun terakhir ini. Belakangan, Kabupaten Tangerang mengadu ke Kementrian Dalam Negeri dan mendesak agar masalah batas wilayah ini segera diputuskan.

Terkait dengan progres terbaru penyelesaian sengketa lahan tersebut, menurut Zaki, Kabupaten Tangerang sudah melakukan pertemuan lagi dengan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Provinsi Banten." Kita tunggu saja keputusan akhirnya," katanya. id.berita.yahoo.com

Rabu, 28 Agustus 2013

Iran Terkesan Pesawat Buatan Indonesia

Satu di antara usulan dari Pemerintah Iran yang disampaikan pada the 4th Indonesia-Iran Joint Working Committee (JWC) Meeting on Scientific and Technological Cooperation adalah kerjasama di bidang teknologi pesawat terbang sipil. 

Untuk merealisasikan usulan tersebut, delegasi JWC Iptek Iran berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung pada Rabu, 24 Juli 2013.
 
Menurut Deputi Menteri Sains, Riset dan Teknologi Iran, Mohammad Mahdi Nejad Nouri yang menjadi Ketua Delegasi JWC Iran, kerjasama di bidang riset dan pengembangan pesawat terbang sipil dengan Indonesia sangat strategis bagi Iran, karena saat ini Iran sedang melakukan riset dan pengembangan pesawat terbang untuk kapasitas 100 dan 150 orang. 

"Dengan berkunjung ke sini, kami ingin mengetahui apa saja aktivitas riset dan pengembangan di PT DI dan berharap dapat menjalin kerjasama yang lebih intens,” ujar Mahdi.
 
Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi dan Pengembangan Rekayasa PT DI yang menyambut delegasi JWC Iran menyampaikan sejarah dan aktivitas PT DI. Menurut Andi, kemampuan utama PT DI adalah mengintegrasikan berbagai teknologi dan komponen menjadi pesawat terbang yang berkualitas. 

Beberapa jenis pesawat yang telah diproduksi PT DI adalah CN235-220, NC-212-200, Helikopter NBO-105, Helikopter BELL-412, dan Helikopter NAS-332C1.  Yang sedang dikembangkan PT DI saat ini adalah pesawat turboprop untuk kapasitas 80-100 penumpang. “Peluang di kelas turboprop masih terbuka lebar, karena saingan kita yang kuat hanya ATR dan Bombardier,” ujar Andi.
 
Setelah melakukan diskusi, delegasi JWC Iran diajak berkunjung ke beberapa fasilitas di PT DI. Sonny S Ibrahim, Manajer Komunikasi PT DI memperlihatkan proses produksi beberapa komponen pesawat di fasilitas Aerostructures. 

Menurut Sonny, fasilitasi tersebut memproduksi komponen untuk Airbus A380/A320/A321/A340/A350, Boeing B-747/B-777/B-787, Eurocopter MK-2 (EC225/EC725) dan Airbus Military CN235/C295/C212-400. “Khusus untuk komponen bahu pesawat Airbus A380, PT DI dipercaya sebagai single supplier,” ujar Sonny.
 
Sonny juga mengajak delegasi melihat langsung proses pembuatan pesawat CN235-220 untuk kapasitas 35-40 penumpang dan NC-212-200 untuk kapasitas 12-26 penumpang. Menurut Sonny, proses pembuatan satu unit pesawat di PT DI mulai dari material pertama sampai proses delivery membutuhkan waktu sekitar 14 bulan, dengan kapasitas produksi masing-masing 6 unit untuk tiap jenis pesawat. 

Keunggulan pesawat CN235-220 adalah dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan (multi-purpose). “Pesawat ini dapat mendarat di tanah dan dengan kekuatan mesin penuh, pesawat ini hanya membutuhkan landasan dengan panjang 600 meter untuk take-off,” jelas Sonny.
 
Delegasi JWC Iptek Iran sangat terkesan dengan kemampuan PT DI dalam riset, pengembangan, hingga produksi pesawat. Mereka berharap kerjasama di bidang teknologi pesawat terbang ini dapat direalisasikan segera. pontianak.tribunnews.com